Ciri Khas Puisi Chairil Anwar
1.
Lugas
Puisi karya Chairil Anwar bersifat ekspresionis
dan lugas. Chairil Anwar sangat sedikit menggunakan kata-kata hiasan yang
dianggapnya tidak perlu. Ia cenderung mendekatkan bahasa tulis dan bahasa
lisan, tidak bertele-tele dan langsung pada tujuan. Dan juga banyak menganut aliran realisme dan ekspresionisme, sehingga
banyak menggunakan sarana retorika yang bertujuan intensitas dan ekspresivitas.
Diantaranya hiperbola, ironi, dan paralelisme.
2. Kiasan yang Tajam
Puisi karya Chairil Anwar sangat kaya akan
kiasan-kiasan yang tajam dan menikam. Satu ciri khas puisi-puisi Chairil Anwar
adalah kekuatan yang ada pada pilihan kata-katanya. Diantara gaya khasnya dalam
berpuisi adalah menggunakan warna-warni kuning, hijau, atau lembayung. Setiap
kata mampu menimbulkan imajinasi yang kuat, dan membangkitkan kesan yang
berbeda-beda bagi penikmatnya, menghidupkan suasana, bahasa yang dipakainya
mengandung suatu kekuatan, tenaga, sehingga memancarakan rasa haru yang dalam.
Inilah kehebatan Chairil Anwar, dengan kata-kata yang biasa mampu menghidupkan
imajinasi.
3. Representasi Sikap Hidup
Jika mengamati dan menelaah puisi-puisi karya
Chairil Anwar maka kita akan mendapati sebuah ungkapan batin yang sangat dalam.
Dan hal tersebut merupakan ciri khas karya-karya Chairil Anwar, karena berasal
dari representasi hidupnya dan lahir dari gejolak batinnya.
4. Multi Tafsir
Tidaklah mudah untuk menafsirkan makna
puisi-puisi Chairil Anwar dan akan memaknainya dengan berbeda-beda. Meskipun
demikian, pembaca akan menemukan makna tersendiri yang disenanginya.
Ciri
Khas Puisi Taufik Ismail
1. Kritik Sosial
Puisi-puisi yang ditulis
oleh Taufik Ismail adalah jenis puisi kritik sosial yang merupakan bentuk halus
dari demonstrasi yang ditulis dengan bahasa karya sastra. Puisi-puisi Taufik
Ismail lebih dekat kepada persoalan politik dalam negeri, kondisi sosial
ekonomi, dan hal-hal kontemporer lainnya. Pada umumnya Taufiq mengarang puisi dalam konteks bernafaskan
politik dan agama. Puisi-puisi yang bersangkut paut dengan politik, khususnya
tahun 1960an, sering dikritik oleh Taufiq Ismail karena pada zaman tersebutlah
Republik Indonesia mengalami krisis; seperti, PKI dan perubahan orde lama ke
orde baru. Dengan adanya aspirasi keagamaan, menunjukkan kita bahwasannya
Taufiq Ismail merupakan orang yang taat dan teguh dalam memeluk keimanan.
Aspirasi politik dan agama tersebut sering dikaitkan kedalam puisi-puisinya
agar kita sebagai pembaca atau pendengar dapat mengkaitkan kritiknya dengan
posisi kita dalam seseorang yang menganuti ajaran agma. Puisi-puisinya juga
terkadang terbentuk dalam sebuah nasehat. Pada umumnya, puisi yang bersifat
nasehat terdapat unsur-unsur keagamaan demi membuat kita tersentuh akan saran
dan pendapat yang ia berikan. Dalam pembuatan puisi, pemilihan kata yang tepat
seperti kata "kita" sering digunakan demi membuat suasana universal
dan nyata. Ada pula rima yang bersamaan demi membuat puisi lebih bermakna. Terkadang
puisi-puisi Taufik Ismail mampu memotret peristiwa bersejarah.
2. Lugas dan Transparan
Jika kita menyimak puisi-puisi karya Taufik
Ismail, maka pembaca tak akan dibuat rumit dengan sajian diksi yang sublim.
Puisi-puisi karya Taufik Ismail adalah puisi transparan yang cukup mudah untuk
dimengerti dan dinikmati. Puisinya bagaikan cerpen yang ringkas. Penggunaan
majas dalam puisi-puisi Taufik Ismail lebih sederhana.
Ciri Khas Puisi Sutardji Calzoum Bachri
1. Menggunakan Majas yang Rumit
Puisi-puisi karya SCB cenderung menggunakan kata
dan majas yang rumit yang dipenuhi dengan intrik. Biasanya memakai ungkapan
yang blak-blakan, sederhana, tanpa menghiraukan diksi konvensional ataupun
bunga-bunga bahasa. Biasanya mengungkapkan kritik pada kehidupan masyarakat,
tetapi dengan cara yang lucu dan tak berusaha terlampau berat.
2. Membalikkan Suku Kata
Puisi karya SCB lebih mempermainkan suku-suku
kata . Sampai-sampai kata-kata itu menjadi tidak bermakna .Tetapi hal itu tidak
lantas menghilangkan makna totalitas puisi tersebut . Bahkan terasa menjadi
sangat konkret. Dengan deretan kata yang dibolak-balikan susunan suku katanya
bila diteriakkan keras-keras seperti teriakan nelayan di zaman bahari dulu .
Bunyi-bunyi yang muncul dari kata-kata tak bermakna itu mengangkat imajinasi
kita untuk membayangkan situasi pada masa bahari dulu, di mana nenek moyang
kita sangat akrab dengan lautan.
3. Konkret
Dalam puisi-puisinya SCB memilih kata-kata yang
yang tepat. Seperti apa yang dia katakan bahwa kata itu adalah pengertian itu
sendiri tidak harus bermakna lain. Sehingga dalam puisinya ini hanya ada makna
denotasi. Puisi-puisinya konkret dan benar-benar tidak lagi percaya terhadap
eksistensi kata. Puisi konkret berusaha meninggalkan peranan kata karena kata
dianggapnya terlampau akrab untuk mewadahi penyair. SCB dalm puisinya memakai
benda-benda yang konkret ( biasanya dengan sedikit mungkin kata , bahkan kalau
perlu kata itu dihilangkan) sebagai alat ekspresinya.
4. Mengkombinasikan dengan Bahasa
Daerah atau Bahasa Asing
Puisi karya SCB juga terkadang menggabungkan
Bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Tentu saja hal ini mempersulit pemahaman
pembaca yang tidak mengerti dan menguasai bahasa asing maupun bahasa daerah.
5. Unsur Bunyi
Puisi SCB mengingatkan kita pada bentuk puisi
mantra pada zaman sastra purba. Puisi-puisi SCB pun amat menonjolkan kekuatan
bunyi.
Ciri Khas Puisi W.S Rendra
1. Gaya Bahasa
Puisi-puisi
W.S. Rendra mempunyai ciri khas sendiri yang berbeda dengan karya
penyair-penyair yang lain. Hal itu dapat dilihat pada penggunaan gaya
bahasanya. Gaya bahasa yang dipergunakan W.S. Rendra itu menunjukkan kekhususan
tersendiri yang merupakan “tanda tangan” W.S.Rendra.
2. Pemilihan Kata
Pemilihan kata dalam puisi-puisi dalam karya WS.
Rendra merupakan hal yang penting. WS Rendra dalam puisinya cenderung memakai
kata-kata yang bermakna polos, denotatif tetapi bermakna padat dan tepat.
3. Citraan
Puisi-puisi dari WS Rendra kaya akan penggunaan
citraan atau gambaran angan yang timbul setelah membaca karyanya. Karya Puisi
WS Rendra ingin membuat pembacanya berimajinasi dengan berupa citra-citra yang
dapat dilihat dan seolah-olah dapat dirasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar